Jakarta ☎ : 021-29601576
Sales ✆ : 081214208512

Thursday, September 26, 2019

Cara Kerja Sistem Demineralisasi

Cara Kerja Proses Demineralisasi Air

Cara Kerja Sistem Demineralisasi

Dalam pengolahan air industri, Demineralisasi bertujuan untukmenghilangkan zat padatan terlarut dari air umpan dan aliran proses. Jika Anda sedang mencari opsi untuk pengolahan dan pemurnian air, Anda mungkin bertanya, "Apa itu demineralisasi air dan bagaimana cara kerjanya?"

PT Deltapuro Indonesia mencoba untuk memberikan penjelasan sederhana tentang cara kerja demineralisasi, apa yang dapat Anda harapkan dari sistem demineralisasi, dan kontaminan apa yang biasanya dihilangkan oleh teknologi demineralisasi ini.

Apa itu Air Demineralisasi?

Pertukaran Ion Pada Proses Demineralisasi
Demineralisasi adalah salahsatu teknologi proses pengolahan air untuk menghilangkan mineral dari air. Istilah Demineralisasi biasanya digunakan secara khusus untuk proses pertukaran ion untuk penghilangan total kontaminan mineral ion sampai mendekati angka nol. Seringkali, istilah Demineralisasi dan Deionisasi digunakan secara bergantian. Demineralisasi menggunakan resin penukar kation dan anion, di dalam dua tabung atau di dalam satu tabung secara bersama. Setelah Demineralisasi, air yang diolah akan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi sebanding dengan air suling.

Komponen dalam Sistem Demineralisasi

Sistem Demineralisasi
Desain dan komponen spesifik dari Sistem Demineralisasi dapat bervariasi dari satu aplikasi ke aplikasi berikutnya berdasarkan pada kondisi proses dan komposisi aliran yang akan diolah. Namun, sebagian besar sistem demineralisasi akan mencakup komponen-komponen berikut :
- Satu atau Dua Tanki Resin
- Sistem Dosis Regenerasi
- Tangki Penyimpanan Bahan Kimia
- Kontrol Sistem dan Pemipaan
- Resin Cation dan Anion

Ada beberapa fleksibilitas dalam konfigurasi Sistem Demineralisasi agar dapat secara optimal memenuhi berbagai kondisi proses dan tujuan kemurnian. Dalam merancang Sistem Demineralisasi, pertimbangan harus diberikan pada variabilitas air umpan, tingkat kemurnian yang dibutuhkan, kontrol sistem, toleransi untuk kebocoran ion (khususnya natrium dan silika), dan persyaratan bahan kimia, dan faktor-faktor lainnya.

Cara Kerja Demineralisasi

Seperti yang telah kami jelaskan, bahwa Demineralisasi biasanya bertujuan untuk menghilangkan zat padat mineral terlarut melalui proses pertukaran ion. Secara umum, Sistem Demineralisasi tersedia dalam konfigurasi dua tanki (two bed) atau dalam satu tanki (mixed bed).

Two Bed Demineralizers

Two Bed Demineralizers
Yaitu pertukaran ion menggunakan dua tanki, masing-masing terdiri dari Cation Tank dan Anion Tank. Dalam System Two Bed Demineralizers, tanki pertama diisi dengan resin kation asam kuat (SAC) yang menangkap kation terlarut, dan melepaskan ion hidrogen (H+) sebagai gantinya. Larutan asam mineral yang dihasilkan kemudian dialirkan ke Anion Tank yang berisi resin anion kuat (SBA). Pada tanki kedua ini akan memisahkan kontaminan anionik sambil melepaskan ion hidroksida (OH-), yang bergabung dengan ion hidrogen (H+) yang ada untuk membentuk air.

Aliran yang dihasilkan setelah tanki kedua ini akan menghasilkan TDS rendah dan memiliki pH hampir netral. Sistem ini sangat efektif untuk Demineralisasi, karena minim kebocoran natrium, yang dapat mempengaruhi kualitas air demin, terutama untuk aliran dengan TDS tinggi dan/atau pH rendah.

Mixed Bed Demineralizer

Mixed Bed Demineralizer
Sistem ini dapat menghasilkan kualitas air yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem dua tanki. Ketika aliran air dilewatkan melalui unit sistem ini, maka reaksi pertukaran kation dan anion terjadi secara bersamaan di dalam unit, sehingga dapat mengurangi efek masalah kebocoran natrium yang dapat mengganggu kualitas air yang dihasilkan. Akan tetapi sistem ini membutuhkan proses regenerasi resin yang lebih banyak. Selain itu, sistem ini lebih rentan terhadap fouling resin atau fungsi sistem yang lebih rendah karena fluktuasi isi aliran, dan karenanya biasanya digunakan di bagian akhir dari langkah-langkah treatment lainnya.

Kontaminan apa yang dihilangkan Demineralisasi?

Demineralisasi umumnya menghasilkan penghilangan mineral yang hampir lengkap, dan dengan demikian biasanya dicadangkan untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat kemurnian air yang lebih tinggi, seperti air umpan untuk boiler bertekanan tinggi , air bilas untuk industri makanan dan minuman, atau aliran proses yang digunakan dalam pabrik elektronik, dll.

Untuk aplikasi air tawar, Demineralisasi dapat menjadi alternatif yang baik untuk distilasi, karena dapat menghasilkan air yang sama kualitasnya dengan air suling, tetapi melalui proses pertukaran ion yang lebih hemat biaya.

Berikut kami akan menguraikan kontaminan paling umum yang diproses oleh Sistem Demineralisasi.

Kation

Resin Kation dalam Sistem Demineralisasi akan menukar kation, atau kontaminan yang bermuatan positif, diantaranya meliputi :
  • Kalsium (Ca2+)
  • Besi (Fe3+)
  • Magnesium (Mg2+)
  • Mangan (Mn2+)
  • Kalium (K+)
  • Sodium (Na+)

Anion

Resin Anion dalam Sistem Demineralisasi akan menukar anion, atau kontaminan yang memiliki muatan negatif, diantaranya meliputi :
  • Alkalinitas (CO32-, HCO3-)
  • Klorida (Cl-)
  • Nitrat (NO3-)
  • Sulfat (SO42-)
  • Silika (SiO2)

By : PT DELTA PURO INDONESIA ~ Industrial & Commercial Water Treatment, Filtration Systems, Custom Purification and Components Company

PT DELTA PURO INDONESIA Cara Kerja Sistem Demineralisasi ini dipublish oleh PT DELTA PURO INDONESIA. Jika ada pertanyaan dan informasi seputar produk dan layanan kami dapat menghubungi kami di 021-29601576, 081214208512 atau email ke : info@deltapuro.com